Baik Hati dan Lemah Lembut Dalam Agama Buddha

Dalam Dharmapada 26, Buddha berkata," Para Bhikkhu! Aku tidak mengatakan bahwa engkau baik hati hanya karena engkau mampu berbicara dengan fasih. Hanya dia yang telah menyingkirkan sifat iri hati dan semua kejahatan dengan mencapai 'Jalan Kesucian Arahat' yang dapat disebut orang yang baik hati."

Lemah lembut artinya berbudi baik, yaitu orang yang memiliki sikap dan perilaku yang penuh cinta kasih, bebas dari membenci maupun keinginan untuk menyakiti makhluk lain. Lemah lembut dan baik hati dapat diwujudkan melalui cara berpikir, berucap, dan bertindak.

Baik Hati dan Lemah Lembut Dalam Agama Buddha

Pikiran yang lemah lembut dan baik hati adalah pikiran yang bebas dari sifat iri hati, dan semua pikiran jahat. Pikiran yang lemah lembut dan baik hati mengarahkan orang untuk berucap yang lemah lembut, bermanfaat, dan menyejukkan bagi orang-orang yang mendengarnya. Ucapan yang lemah lembut tidak akan menyakiti dan menyinggung siapa pun. Sebaliknya, ucapan yang kasar akan menyebabkan orang lain mendengarnya menjadi sedih dan tidak senang.

Bertutur kata yang baik dan lemah lembut merupakan ciri orang yang beradab. Makin dewasa seseorang, hendaknya makin baik pula perilakunya. Makin baik perilakunya, makin bijaksana orang tersebut. Dengan bertutur kata yang lemah lembut, seseorang tidak akan menyakiti siapa pun. Dalam bertutur kata, perlu dipertimbangkan tata krama dan kepantasannya.

Tata krama misalnya adalah tidak baik jika membicarakan kemewahan di depan orang yang kesusahan secara materi. Kepantasan atau sopan santun misalnya adalah tidak berkata kasar atau berkata jorok. Selalu berkaca pada diri sendiri pada saat akan bertutur kata, itulah orang yang bijaksana.

Sungguh sangat mulia orang yang senantiasa bersikap lemah lembut dalam segala hal. Orang yang baik memiliki pikiran, tutur kata, dan tindakan yang baik dan santun. Tutur kata yang menyejukkan lawan bicara. Siapa pun yang bersikap lemah lembut dan menghindari bersikap provokatif akan menjauhkan dari permusuhan dan mendatangkan ketenangan hati.

Baik Hati dan Lemah Lembut Dalam Agama Buddha

Orang yang lemah lembut dan baik hati terlihat dari perbuatannya. Ia akan ringan tangan menolong orang lain yang kesusuhan dan membutuhkan pertolongan. Peduli terhadap kesulitan yang dimiliki orang lain, dan tidak mementingkan diri sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari, jika seseorang mampu berbuat baik, tersenyum dan bersikap lemah lembut, hal itu akan mendekatkan dirinya pada segala kebaikan. Kebaikan bagi dirinya maupun kebaikan bagi orang lain dan yang pasti jika sikap lemah lembut disertai dengan tutur kata yang baik, hal itu akan mendatangkan ketenteraman di hatinya sendiri dan di hati orang-orang di sekelilingnya.

Orang yang lemah lembut dan baik hati berarti sedang mengembangkan Metta, yaitu cinta kasih yang sejati. Seperti sabda Buddha dalam Karaniya Metta Sutta, “Inilah yang perlu dilakukan oleh mereka yang tangkas dalam kebajikan. Ia harus mampu, jujur, sungguh jujur, rendah hati, lemah lembut, tiada sombong,...”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Meditasi Dalam Agama Buddha

Akibat Melanggar Lima Sila Dalam Agama Buddha